Sabtu, 19 Februari 2011

Pemikiran Tentang Demokrasi







Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan).
Kenapa demokrasi itu hanya diartikan sama dengan pemilihan langsung?! Apa benar jika sudah ada pemilihan umum langsung berarti sudah demokratis. Bila sudah memberikan kebebasan kepada setiap partai untuk mengajukan pemimpin dan untuk kemudian dipilih berarti sudah demokratis. Bila yang mayoritas itu berkuasa dan berhak melakukan apa saja atas nama kepentingan suara terbanyak itu sudah benar-benar membebaskan dan adil?! Bila sudah memberikan dan diberikan otonomi dan hak istimewa daerah  berarti sudah adil dan memberikan kebebasan. Apa benar itu sudah sangat demokratis, adil, dan juga bebas?! Alasannya apa?! Sejarah, budaya, potensi kekayaan alam atau kekuasaan?

Hal ini juga diperburuk dengan sikap media massa yang selalu mengatasnamakan demokrasi dan kebebasan untuk melakukan apa saja yang diinginkan sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Apakah dengan menayangkan gosip dan mempertontonkan serta memberitakan segala pembodohan itu sudah sangat demokratis dan adil?! Yakin bukan hanya untuk kepentingan materi dan komersialisasi industri semata?! Apa benar sudah membantu memperbaiki kehidupan bangsa dan negara menjadi lebih demokratis dan bebas?

Jika memang sudah sangat demokratis dan bebas, mana mungkinlah keadaan kita seperti sekarang ini. Apa mungkin karena sudah sangat demokratis dan bebas sehingga kita menjadi seperti sekarang ini?! Apa sebenarnya yang terjadi?
Di sinilah kemudian permainan pembodohan menjadi lebih mudah dipermainkan karena segala sesuatunya bisa dirasionalisasikan dengan mudahnya. Termasuk juga demokrasi dan kebebasan itu sendiri. Pemahaman atas demokrasi dan kebebasan dibatasi hanya pada pandangan rasional yang diyakini dan juga yang dianggap realistis dalam pandangan yang bisa dilihat, didengar, dan dirasakan langsung pada saat dan waktu tertentu saja. 

Benar-benar sudah menjadi manusia penonton  dan manusia pembuat tontonan. Jangka panjang pun hanya menjadi sebuah rasionalisasi atas mimpi di siang bolong. Berkesan sangat realistis namun sebenarnya hanya buang waktu dan energi saja. Pantas dan wajarlah bila perubahan tidak akan pernah terjadi. Berkeringat dari satu kedai kopi ke kedai lainnya pun hanya sekedar untuk saling berbual rasionalisasi saja. Pemimpin, penguasa, masyarakat, yang ditindas, tak ada bedanya. Pembodohan terus berlanjut. Yang membodohi tak tahu telah membodohi dan dibodohi, yang dibodohi pun tak tahu telah dibodohi dan terus melanjutkan pembodohan. 

Demokrasi itu adalah kedaulatan berada sepenuhnya di tangan rakyat, dan kebebasan itu bukan berarti mayoritas bisa berkuasa serta boleh mengabaikan peraturan dan landasan utama pembentukan sebuah negara maupun wilayah.
Keadilan yang seadil-adilnya adalah prinsip dasar demokrasi, di mana pemilihan umum yang dilakukan tanpa sebuah proses yang jujur dan adil, yang hanya mengobral janji, sama sekali tidak demokratis.




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar